بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

CINTAI APA YANG ALLAH DAN RASUL-NYA CINTAI

Perintah Mencintai Ahlul Bayt as QS Asy Syura ayat 23

Katakanlah wahai Muhammad: “Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam dakwah ini melainkan kecintaan terhadap keluargaku”

Ayat ini turun untuk keluarga Rasulullah SAWW, yaitu Ali, Fathimah, Hasan dan Husein as Silahkan rujuk: 

1.Syawāhidut Tanzīl,karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 130, hadis ke 822, 823, 824, 825, 826, 827, 828, 832, 833, 834, dan 838.

2.Manāqib Ali bin Abi Thalib,karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 307, hadis ke 352.

3.Dzakhā`irul ‘Uqbā, karya Ath-Thabari Asy-Syafi’i, hal. 25 dan 138.

4.Ash-Shawā’iqul Muhriqah,karya Ibnu Hajar Asy-syafi’i, hal. 101, 135, 136, cetakan Al-Maimaniyah, Mesir; hal. 168, dan 225, cetakan Al-Muhammadiyah, Mesir.

5.Kifāyatut Thālib,karya Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal. 91,93, dan 313, cetakan Al-Haidariyah; hal. 31, 32, 175, 178, cetakan Al-Ghira.

6.Al-Fushūlul Muhimmahkarya Ibnu Shabbagh Al-Maliki, hal. 11.

7.Maqtalul Husein as,karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, juz 1, hal. 1 dan 57.

8.Tafsir Ath-Thabari, juz 25, hal. 25, cetakan ke 2, Mushthafa Al-Halabi, Mesir; juz 25, hal. 14 dan 15, cetakan Al-Maimaniyah, Mesir.

9.Al-Mustadrak, karya Al-Hakim, juz 3, hal. 172.

10. Al-Ittirāf,karya Asy-Syabrawi Asy-Syafi’i, hal. 5 dan 13.

11. Ihyā`ul Mayyit,karya As-Suyuthi Asy-Syafi’i (catatan pinggir) Al-Ittihāf, hal. 110.

12. Nūrul Abhsār,karya Asy-Syablanji, hal. 102, cetakan As-Sa’idiyah; hal. 106, cetakan Al-’Utsmaniyah.

13. Tafsir Al-Kasysyāf,karya Zamakhsyari, juz 3, hal. 402, cetakan Mushthafa Muhammad; juz 4, hal. 220, cetakan Beirut.

14. At-Tafsīrul Kabīr, karya Imam Fakhrur Razi, juz 27, hal. 166, cetakan Abdurrahman Muhammad, Mesir; juz 7, hal. 405-406.

15. Tafsir Al-Baidhāwi, juz 4, hal 123, cetakan Mushthafa Muhammad, Mesir; juz 5, hal. 53, cetakan Darul Kutub, hal. 642, cetakan Al-‘Utsmaniyah.

16. Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 112.

17. Majma’uz Zawā`id, juz 7, hal. 103; dan juz 9, hal. 168.

18. Fathul Bayān fī Maqāshidil Qurān, karya Shiddiq Hasan Khan, juz 8, hal. 372.

19. Tafsir Al-Qurthubi juz 16 hal. 22.

20. Fathul Qadīrkarya Asy-Syaukani juz 4 hal. 537, cetakan ke 2; juz 2 hal. 22, cetakan pertama, Mesir.

21. Ad-Durrul Mantsūrkarya As-Suyuthi, juz 6, hal. 7.

22. Yanābī’ul Mawaddah,karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 106, 194, 261, cetakan Islambul; hal. 123, 229, 311, cetakan Al-Haidariyah.

23. Tafsir An-Nasafi, juz 4, hal. 105.

24. Hilyatul Awliyā`, juz 3, hal. 201.

25. Al-Ghadīr,Al-Amini, juz 2, hal. 306-311.

26. Ihqāqul Haqq,karya At-Tustari, juz 3, hal. 2-22; juz 9, hal. 92-101, cetakan Pertama, Tehran.

27. Fadhā`ilul Khamsah, juz 1, hal. 259.

28. Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 20; juz 2, hal. 13, hadis ke 359.

29. Abaqātul Anwārbagian hadis Ats-Tsaqalain, juz 1, hal. 285

Penduduk Arasy (an Nisa' 69)

surah an-Nisa 69


Rasul saw bersabda,"Makna para nabi adalah aku, shidiqin adalah Ali,(surah al Maidah 55), syuhada adalah Hamzah, dan orang-orang saleh adalah Fathimah. itu dikarenakan Allah menciptakan aku, Ali, Fathimah, Hasan, dan Husin sebelom Dia menciptakan Adam dan ketika langit belum dibangun dan bumi belum dihampar.


Allah berbicara dengan suatu kalimat dan menciptakan cahaya darinya. Kemudian Dia kembali berbicara dengan suatu kalimat dan menciptakan ruh darinya. Dia lalu menggabungkan keduanya dan menciptakan aku dan Ali. Kami bertasbih ketika tidak ada yang bertasbih kepada Allah. Saat Dia ingin menciptakan makhluk lain, Dia membelah cahayaku dan menciptakan 'Arsy, karena itu aku lebih utama dibandingkan dengannya.


Allah lalu mengambil cahaya saudaraku, Ali, dan menciptakan malaikat darinya, kerana itu dia lebih utama ketimbang mereka. Kemudian Dia menciptakan langit dan bumi dari cahaya Fathimah, kerana itu dia lebih utama ketimbang keduanya.


Lalu Allah mengambil cahaya dari Hasan dan menciptakan matahari dan rembulan, kerana itu dia lebih baik dibandingkan keduanya. Dia lalu mengambil cahaya Husain dan menciptakan syurga dan bidadari darinya, kerana itu dia lebih baik dibanding mereka.


Para Malaikat lalu tinggal di tengah kegelapan dan Allah menciptakan cahaya penerang bagi mereka dari cahaya Fathimah yang menyinari langit dan bumi. Mereka bertanya,'Wahai Tuhan kami, cahaya apakah ini?' Allah menjawab,'Inilah cahaya kekasih-Ku, istri kekasih-Ku, dan ibu wali-wali-Ku. Aku jadikan kalian sebagai saksi bahwa pahala tasbih kalian hingga hari kiamat diperuntukkan baginya dan pengikutnya."'


*Nawadir al-Mu'jizat, hal. 83; Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 139; Bihar, jil. XXV, hal. 16

Mahsyar dan Aimmah AS

Al-Qummi dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa suatu saat Imam Ja'far ash-Shadiq pernah berkata:

"Setiap umat akan dihisab oleh imam zamannya, dan para imam dapat membedakan antara para pengikutnya dari musuh-musuhnya dengan tanda-tanda khusus pada mereka seperti ditegaskan oleh firman Allah SWT: Dan di atas A'raf itu ada laki-laki (orang-orang) yang mereka kenal masing-masing (dari dua golongan itu) dengan tanda-tanda mereka. (QS. al-A'raf: 46)

Para Imam tersebut memberikan kepada masing-masing umatnya yang taat kitab amal mereka dari sebelah kanan mereka, kemudian mereka menuju surga tanpa dihisab, dan memberikan kepada masing-masing umatnya yang durhaka kitab amalnya dari sebelah kiri mereka dan mereka pun menuju neraka tanpa dihisab pula."

Berbicaralah dengan kalam suci-Nya

ROBBI ZIDNI ============= itulah permohonan Rasulullah saww, ketika Imam Ja'far Shodiq sa menjelaskan tentang surat Al An'am 160 yang tidak lain manfaatnya untuk ummatnya...

perhatikan ayat-ayat berikut ini, penjelasan berupa Balasan bagi mereka yang berbuat Ihsan (kebajikan).. awalnya tidaklah sama kebaikan dan kejah
atan, balasan perbuatan baik itu LEBIH BAIK dari kebaikan yg diperbuatnya, kemudian ditingkatkan lagi menjadi 10x LIPAT kemudian ditingkatkan lagi menjadi 700x LIPAT kemudian diLIPAT GANDAkan YANG BANYAK (yang banyak disisi ALLOH aw tak bisa dibayangkan) kemudian diayat lain sudah tidak bicara jumlah, namun DISUKAI / menjadi Habibulloh... Alloh aw, tahu bahwa kadang manusia berpikir bahwa yang namanya Kekasih terkadang berpisah, maka Alloh aw tingkatkan bahwa ALLOH aw BERSAMA mereka yang berbuat Ihsan --------------------------- 


Bismillâhir Rahmânir Rahîm Allohumma sholli 'ala Sayyidna Muhammad wa Aali Muhammad Dan TIDAKLAH SAMA kebaikan dan kejahatan..... (QS. Al Fushilat 34) 


=========================== Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) YANG LEBIH BAIK dari padanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari pada kejutan yang dahsyat pada hari itu. (QS. An Naml 89) 


================================= Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) YANG LEBIH BAIK daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. al Qoshosh 84)


=========================== Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) SEPULUH KALI LIPAT amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. al An'am 160) 


=========================== Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan TUJUH BULIR, pada tiap-tiap bulir SERATUS BIJI. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqoroh 261) 


=========================== Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan LIPAT GANDA YANG BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. Al Baqoroh 245) 


=========================== Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah MENYUKAI orang-orang yang berbuat baik (QS. Al Baqoroh 195) 


=========================== Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar BESERTA orang-orang yang berbuat baik. (QS. al Ankabut 69) 

Allamah M.H. Thaba'thaba'i

Tafsir Al-Mizan


Biografi Allamah Thaba’thabai

Sosok kita yang satu ini adalah seorang mufasir dan filsuf besar. Diantara karya qurani beliau yang paling berharga adalah Tafsir Al-Mizan, yang menjadi salah satu rujukan tafsir kontemporer paling populer. Kitab tafsir ini merupakan salah satu kitab paling komplit dari sisi metode dan muatan. Berikut biografi mufasir besar ini yang ditulis langsung oleh beliau pada awal-awal tahun 1341 Hijriah Syamsiah.
Saya, Muhammad Husain Thaba’thabai, lahir di kota Tabriz pada tahun 1281 H. Sy, di tengah-tengah keluarga pecinta ilmu. Pada usia lima tahun saya ditinggal oleh ibunda tercinta dan tiga tahun setelahnya saya menjadi yatim piatu, karena ditinggal ayah. Mengingat keluarga kami termasuk keluarga yang mampu, kondisi kehidupan kami tetap berjalan dan dengan bantuan seorang wakil (pengasuh) beserta istrinya yang telah ditunjuk oleh ayah, kami meneruskan roda kehidupan yang mesti dilakoni.
Tak lama setelah kepergian ayah, saya dikirim ke sebuah madrasah dan akhirnya saya digembleng oleh sorang guru privat yang selalu datang ke rumah. Dan begitulah, tanpa terasa enam tahun saya mempelajari bahasa Persia dan pelajaran-pelajaran dasar. Pada waktu itu, pelajaran-pelajaan dasar belum memiliki program dan kurikulum khusus dan tetap. Yang saya ingat dari tahun 1290-1296 H. Sy. pelajaran yang paling banyak saya terima adalah Al-Quran, kitab Gulistan, Bustan Sa’di, Nishab, Akhlak Mushawar, Anwar Sahili, Tarikh Mu’jam dan Irsyadul Hisab.
Pada tahun 1297 H. Sy saya mulai memasuki pelajaran agama dan bahasa Arab. Hingga tahun 1304 H. Sy saya sibuk membaca teks-teks pelajaran. Dalam kurun waktu tujuh tahun inilah, saya menamatkan kitab-kitab berikut ini: Amtsilah, Sharf Mir, Tashrif, ‘Awamil dalam Ilmu Nahwu, Anmudaj, Shamadiyah, Suyuthi, Jami dan Mugni tentang penjelasan kitab Muthawal, dalam Fiqih; Syarh Lum’ah, Makasib, dalam Ushul, kitab Ma’alim, Qawanin, Rasail, Kifayah, dalam ilmu Logika; Hasyiah dan Syarh Syamsiyah, dalam filsafat Kitab Syarh Isyarat, dalam teologi kitab Kasyful Murad.
Pada tahun 1304 saya pergi ke Hauzah Najaf untuk meneruskan pelajaran. Di sana saya menghadiri pelajaran Marhum Ayatollah Syekh Muhammad Husain Isfahani. Sekitar 6 tahun pelajaran Ijtihad Ushul dan empat tahun pelajaran kharij Fiqih saya lewati. Begitu juga saya hadir pelajaran kharij fiqih Marhum Ayatollah Naini selama delapan tahun dan sekali menamatkan pelajaran kharij fiqih beliau, serta sedikit hadir dalam pelajaran kharij fiqih Marhum Ayatollah Sayid Abul Hasan Isfahani.
Universalia tentang ilmu Rijal saya terima dari Ayatollah Hujjat Kuh Kamari. Dalam filsafat saya juga mendapat taufik untuk belajar dari seorang filsuf besar saat itu, Sayid Husain Badkubi. Di bawah arahan beliau, dalam waktu enam tahun saya dapat menyelesaikan pelajaran seperti, Mandhumah Sabzawari, Asfar, Masyair Mullah Shadra, Syifa, Tamhid Ibn Turkah dan AkhlakIbn Maskawaih.
Al-Marhum Ustadz Badkubi saking perhatiannya terhadap perkembangan intelektualitas saya, senantiasa menganjurkan kepada saya untuk mempelajari matematika guna memperkuat sistem pemikiran argumentatif dan untuk menguatkan analisa filosofis. Dalam rangka menjalankan petuah beliau akhirnya saya menghadiri pelajaran Sayid Abul Qasim Khansari, ahli matematika yang amat terkenal waktu itu dan saya mulai mempelajari perhitungan argumentatif.
Pada tahun 1314 H. Sy karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, terpaksa saya kembali ke kampung halaman, kota Tabriz. Sekitar 10 tahun saya di sana. Tanpa basa basi lagi, masa ini merupakan masa yang sangat merugikan jiwa dan mental saya, karena untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan, saya terpaksa terjun ke dunia pertanian dan meninggalkan tadris dan pemikiran ilmiah yang begitu saya gandrungi.
Pada tahun 1325 H. Sy saya mengesampingkan masalah kehidupan dan kampung halaman dan menuju Hauzah ilmiah Qom. Di kota inilah saya kembali menggeluti pembahasan ilmiah dan hingga sekarang tahun 1341 H. Sy saya meneruskan aktivitas ini. Hanya saja perlu dipahami setiap orang dalam kehidupannya pasti menghadapi manis - pahitnya kehidupan. Saya juga demikian, kehidupan saya diwarnai dengan keyatiman, keterasingan, berpisah dari teman, kekurangan isi saku dan problem-problem lain. Alhasil saya telah menghadapi pasang surutnya kehidupan, dan merasakan berbagai nuansa kehidupan. Akan tetapi saya selalu merasakan ada tangan gaib yang selalu menyelamatkan saya dari gang buntu dan membawa saya kepada cahaya hidayah.
Pada awal-awal pendidikan, saya sibuk dengan pelajaran tata bahasa Arab, Nahwudan Sharaf. Saya tidak memiliki keinginan yang besar untuk melanjutkan pelajaran seperti ini. Oleh karena itu, dengan minat yang minim, saya selalu kesulitan dalam memahami pelajaran yang saya terima. Saya masih ingat empat tahun pelajaran (tata bahasa) itu saya tempuh.
Kemudian pada akhirnya tanpa terasa dan saya sadari, inayah Allah datang dan merubah segalanya. Saya merasa tak kenal lelah dari awal belajar hingga akhir – yang kurang lebih memakan waktu 17 tahun-. Saya juga lupa akan indahnya dunia yang membuat belajar menjadi kurang nikmat dan bersemangat. Saya merasa cukup dengan hal yang sangat sederhana dalam makanan, pakaian dan atribut materi lainnya. Lebih dari itu, saya curahkan semuanya untuk mutala’ah. Sering kali saya belajar semalam suntuk hingga pajar menyingsing (khususnya pada musim panas) dan senantiasa membaca pelajaran yang akan saya pelajari esok harinya, dan jika ada isykalan dengan segala cara saya tuntaskan sendiri. Rasanya tidak pernah saya hadir ke kelas dengan membawa iskalan dan pertanyaan.
Beberapa karya yang saya tulis saat belajar di kota Najaf adalah, Risalah dar Burhan,Risalah dar Mughalathoh, Risalah dar Tahlil, Risalah dar Tarkib, Risalah dar I’tibariyat.Sedang karya-karya saya sewaktu berada di kota Tabriz adalah sebagai berikut; Risalah dar Itsbate dzat, Risalah dar Asma’ wa Sifat, Risalah dar Af’al, Risalah dar Wasaith Khudo wa Insan, Risalah Insan qablaz Dunya, Risalah Insan Fi Dunya, Risalah dar Wilayat dan Risalah dar Nubuwa. Semua risalah-risalah ini berisikan dalil-dalil logis dan tekstual.
Sedangkan hasil karya saya di kota suci Qom adalah Tafsir Mizan yang terbit dalam 20 jilid. Dalam kitab ini saya berusaha menafsirkan Al-Quran dengan metode yang belum pernah digunakan oleh mufasir sebelumnya yaitu metode menafsirkan al-Quran dengan al-Quran, ayat dengan ayat-ayat yang lain. Karya lain saya di kota ini adalah Usul Falsafah (Rawesy realisme), dalam buku ini saya membahas dan membandingkan filsafat barat dan timur, kemudian Hasyiah Kifayatul Usul, Hasyiahterhadap kitab Mulla Shadra yang dicetak dalam 9 jilid. Risalah wilayah dan pemerintahan Islam. Di samping itu, dialog pada tahun 1338 h.sy dengan Profesor Karben, orientalis dari Prancis. Risalah dar I’jaz, Ali wa falsafah Ilahiah, Syi’ah dar Islam, Quran dar Islam, Kumpulan makalah, tanya jawab, pembahasan ilmiah dan filosofis yang beragam, dan terakhir Sunan Nabi. [Era Al-Quran]